Jumat, 30 Maret 2012

SISTEM EKONOMI SENTRAL SEBAGAI SOLUSI MENGELOLA MASALAH EKONOMI

Masalah bukan kesalahan. Setiap orang mengalaminya.

Masalah datang dan kerap kali hadir menghampiri kehidupan kita, kapan dan dimanapun. Sadarkah kita bahwa masalah ingin menjadikan kita semakin berpengalaman dan semakin cerdas. Masalah hadir bukan tanpa sebab, juga bukan tanpa tujuan. Semua peristiwa yang hadir dalam kehidupan manusia, tentu mengandung hikmah penuh arti buat masa depan. Jangan biarkan masalah yang hadir itu membuat emosi kita semakin terpuruk dan trauma berkepanjangan. Tetapi bagaimana masalah itu justru mampu menguatkan emosi sehingga tergerak untuk melakukan hal yang terbaik buat diri kita. Kebahagiaan dan kenikmatan yang telah kita capai saat ini adalah sehabis kita mengalami penderitaan dan kegelisahan. Karena itu segera temukan kebahagiaan di balik masalah.(Yudy Effendy)

Tersirat hikmah dalam kutipan di atas bahwa betapa manusia seharusnya tidak berdiam diri ketika sedang dihampiri masalah. Dalam kondisi sosial-budaya yang dimanapun tingkatannya manusia harus menunjukkan jati dirinya sebagai makhluk yang berakal. Pada artikel bagian 1 seri solusi menyelesaikan masalah ekonomi ini telah diuraikan bahwa sekalipun manusia masih ada pada alam primitive mereka mempunyai cara bagaimana permasalahan ekonomi teratasi. Diciptakanlah apa yang disebut dengan sistem ekonomi tradisional. Seiring dengan semakin majunya peradaban manusia, permasalahan ekonomi tidak lagi murni diserahkan kepada masyarakat sepenuhnya. Demi tercapainya kesejahteraan bersama (yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan masyarakat), beberapa tokoh ekonomi berpendapat bahwa pemerintah harus memegang kendali secara sentral dan dominan untuk urusan ekonomi. Inilah pemikiran sederhana mengenai sistem ekonomi sentral atau disebut juga dengan system ekonomi terpusat atau juga disebut dengan system ekonomi komando dan sebutan lain tipe ekonomi terencana. System ini mendasarkan diri pada pandangan Karl Marx. Pandangan Marx dilatarbelakangi oleh nasib buruh yang sangat menyedihkan. Seperti Adam Smith, Marx juga berpendapat bahwa nasib buruh akibat ulah para kapitalis. Dengan berdasar pada hokum Dialektikanya Hegel, Marx juga beranggapan bahwa usaha mencapai masyarakat komunis (tidak memiliki kelas), kaum proletar akan memainkan peran penting. Mereka harus mengambil alih segala alat produksi.

Sistem ekonomi terpusat sering juga disebut sistem ekonomi komando, sosialis, sentralis, dan komunis. Sistem ekonomi terpusat merupakan suatu sistem ekonomi yang segala kegiatan ekonominya direncanakan, dikendalikan, dan diarahkan secara terpusat oleh negara.

Ciri-ciri sistem ekonomi terpusat adalah sebagai berikut:

  1. Kegiatan ekonomi (produksi, distribusi, dan konsumsi) sepenuhnya diatur dan direncanakan secara terpusat oleh pemerintah

2. Hak milik perorangan tidak diakui.

  1. Tidak ada kebebasan dalam berusaha.
  2. Rakyat sebagai pekerja bagi negara.

Kebaikan sistem ekonomi terpusat adalah sebagai berikut:

  1. Pemerintah bertanggung jawab sepenuhnya terhadap perekonomian.

2. Pengawasan dan pengendalian perekonomian relatif mudah.

  1. Mempermudah dalam mengadakan pemerataan pendapatan.
  2. Mempermudah pengendalian terhadap harga.
  3. Tidak ada persaingan.
  4. Pasar barang dalam negeri berjalan lancar
  5. Jarang terjadi krisis ekonomi

Kelemahan sistem ekonomi terpusat adalah sebagai berikut:

  1. Hasil karya, cipta, dan kreasi masyarakat tidak berkembang.

2. Barang hasil produksi kemungkinan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

  1. Hak milik pribadi tidak diakui.
  2. Tidak ada kebebasan bagi individu untuk berusaha

Pendapat Karl Marx tentang tujuan akhir berupa masyarakat tanpa kelas sebenarnya merupakan suatu yang paradoks dengan konsep dialektisnya Hegel (.kesadaranlah yang menentukan realitas). Dialektisisme merupakan sebuah proses yang terus menerus sehingga tidak akan tercipta kemandegan. Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana mungkin masyarakat tanpa kelas akan terwujud? Bukankah dalam proses bermasyarakat tetap harus ada pembagian kerja? Teori masyarakat tanpa kelas Marx memang semacam utopisme yang penuh paradoks dalam teori-teorinya. Pandangan Marx tentang sejarah yang saintifik telah mereduksi kemanusian. Manusia hanya menjadi korban dari barang-barang produksi dan tidak lagi memiliki independensi.

Kamis, 29 Maret 2012

KASUS EKONOMI KOPERASI

Seperti yang kita ketahui, bahwa koperasi bukanlah badan usaha yang berupa kumpulan modal. Koperasi adalah badan usaha yang unik karena dimiliki oleh banyak individu. Koperasi merupakan kumpulan dari individu-individu yang memiliki kesamaan visi, misi, dan didasari oleh jiwa kerja sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam operasinya, kebijakan-kebijakan yang diambil dalam koperasi dilakukan secara demokratis demi kepentingan untuk mencapai tujuan dan keinginan bersama.

Namun pada kenyataannya koperasi tidak berjalan sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Permasalahan mendasar yang terjadi pada koperasi adalah: Belum adanya mekanisme yang jelas dan profesional dalam pengucuran kridit penguatan modal yang dapat diterima oleh semua klasifikasi koperasi (maju, kurang maju dan tidak maju).
Mesti juga kita akui ada kecenderungan selama ini, telah terjadi pemihakan yang kurang profesional dalam program pembinaan dan penyaluran program penguatan modal melalui kucuran fasilitas kridit bunga rendah.

Dalam hal yang terakhir, lembaga penjamin penguatan modal Koperasi, seperti perbankan, lebih mendasarkan pertimbangan keamanan pengembalian pinjaman modal sebagai pertimbangan paling utama dalam mengucurkan penguatan modal Koperasi. Akibatnya, ada kasus, yang mendapat kucuran kridit penguatan modal itu Koperasi-Koperasi tertentu saja, bahkan sampai-sampai ada modal penguatan tidak tersalurkan menurut target, karena persoalan-persoalan regulasi yang ada dilembaga penjamin.

Terhadap realitas seperti ini, kita tentu dapat memahami bahwa lembaga perbankan itu merupakan lembaga ekonomi yang keberlangsungannya sangat mutlak ditentukan oleh aturan-aturan yang baku dan profesional.

Cara mengatasi masalah ini :

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, langkah ke depan yang mesti kita
lakukan adalah:

1. Mengupayakan terciptanya mekanisme penyaluran kredit penguatan modal yang aman bagi semua klasifikasi kelembagaan Koperasi.

2. Mengoptimalkan penguatan modal melalui pinjaman non bank, seperti melakukan kerjasama dengan lembaga – lembaga Koperasi di negara lain yang telah memiliki tradisi perkoperasian yang sudah kuat.